gusTALKS |Journey, Review, Blogging and Information Technologie

DEMOKRASI ATAU KURSI

Sayang………kita ngga tahu kemana pergi
Tak sanggup kita dengarkan suara yang sejati
Langkah kita mengabdi pada nafsu sendiri
Yang bisa kita pandang hanya kepentingan sendiri

Sayang……..orang pinter tak mau mengaji
Kepala tengadah merasa benar sendiri
Semua dituding2 dan dicaci maki
Yg lainnya salah, hanya ia yang suci


Sayang……orang hebat tinggi hati
Ngomong demokrasi pidato berapi2
Ternyata karena menginginkan kursi
Sementara rakyat kerepotan cari nasi

Wayang disangka emas, emasnya dibuang2
Kita makin buta, mana utara mana selatan
Yang kecil dibesarkan yang besar diremehkan
Yang penting disepelekan, yang sepele diutamakan

Allah…….betapa busuk hidup kami
Dan masih terus akan lebih membusuk lagi
Betapa gelapnya hari didepan kami
Mohon ayomilah kami yang kecil ini

Itulah sepenggal suara hatiku paling dalam saat ini, entah ini dirasakan sahabat-sahabat blogger jg apa ngga, aku tidak mau mengatasnamakan suara hati ini suara semua rakyat negeri ini, yang jelas aku bukan siapa2, yang aku rasa belum sepantasnya mengatakan itu, Karena aku bukan pejabat, aku adalah segelintir dari rakyat negeri ini yang menginginkan kedamaian, kenyamanan hidup, guyub rukun, santun.....cukup, dan aku ngga mau terlalu muluk2 menginginkan negeri ini pengganti negara adidaya, super power dan lainnya. Namun harapan yang amat sangat sahabat semua juga merasakan itu dan sama2 mencari solusi nyata.

Baca Juga Tulisan Terkait:


14 komentar:

namaku wendy mengatakan...

maap mas saya ini hanya orang biasa gak ngerti yg begini begitu dah, daripada pusing mendingan aku nyanyi we yah ehm itu tu lagu daerah mana tu yg sayang..sayang sipatokaan.. bukan dpatok ayam hehe hbs tu lagunya hijau daun, suaraaa dgrkanlah aku.. "tuing-nyanyi pinjem toa mushola"

Kristina Dian Safitry mengatakan...

sayang..aku juga gak tahu kemana langkah ini khan terhenti
didanau itu atau ditepi pantai.
semua jalan tertutup saat silau dunia merajalela. semua hanya nafsu, saling tuding, demi kepentingan privatisi.

sayang..sejengkal lagi kutinggalkan kelam ini
tanpa ingin lagi aku berkata, betapa kejam dan dukanya coretan lama.lukaku,dukaku, hanya aku yang bisa mengantinya dengan tawa.tidak presiden, tidak wakilnya, tidak juga oleh pejabat yang semakin erat mengerat tebu yang tak manis lagi.aku. ya, hanya aku yang bisa membuat hidupku layak di"pandang mata".mungkin,hanya sesaat saja aku akan menoleh ketetangga. yaitu ketika aku kepingin makan nasi pecel*gubrak!*. apakah wakil rakyat mau membelikan aku nasi pecel? sunguh suatu hal yang mustahil.kecuali...emang ada maunya.*again, gedebuq!*bleq!*

Anonim mengatakan...

mas, ini ngomongin orang2 yg lagi rebutan kursi kan..yg dengan segala cara, dengan mengatasnamakan rakyat, berusaha mendapatkan sepotong kursi, dan setelah itu lupa sama rakyatnya.
coba liat yg skrg ini yg udah dapet kursi..hampir busuk semuanya.
kapan mereka benar memikirkan rakyat dan bukan hanya memikirkan diri sendiri dan partainya..

mudah2an komen saya nyambung ya mas..hehe

Anonim mengatakan...

wah... birokrasi kadang musingkan... kalo dah duduk dikursi lupa berdiri hehehe...

Unknown mengatakan...

wah, template baru.
btw, tks teh angetnya. kok gak ada singkong rebusnya?

Anonim mengatakan...

semoga yg lagi pada rebutan kursi, yg lagi pidato berapi2 mengkampanyekan diri, sadar bahwa yang ditujunya itu adalah beban berat krn memikul suara seluruh rakyat.. bukan cuma memikul bakul nasi buat buat keluarganya doang...

Yudhi Gejali, dr. mengatakan...

Puisi yang sangat dalam mas.
Salam Kenal.
Memang sulit mencari si ilmu padi.

Anonim mengatakan...

jangan pernah terpikir bahwa anda merasakan semua hal itu sendirian, ada jutaan penghuni indonesia yang merasakan hal yang sama dengan anda, salah satunya saya Bro :-)

Peace, semoga ya...

Anonim mengatakan...

hiks..pusing kalo ngomongin mereka2 itu...semua pada rebutan dan berdalih siapa yg paling baik n yg paling bener...dari pada pusing mending mau masak ahhh heheheh

Anonim mengatakan...

udah seharusnya suara hati rakyat yang didengar bukan para pejabat yang berkuasa ituh

Linda mengatakan...

msh ada kok yo org yg berhati mulia cm susah ngebedain nya hehehehe...

Anonim mengatakan...

yah begitulah perilaku mereka yg hanya mementingkan duniawi semata. lupa...lupa bahwa kita semuanya tanpa kecuali apakah pejabat, petinggi desa, petinggi negara atau siapapun hanyalah seketul daging, sebongkah tulang yang sama-sama bakalan balik kembali ke tanah dan habis jadi debu tak berarti...

Luangkan waktu 0,5 menit dengan meng-KLIK DIGG!yang terletak dibawah judul posting. Agar artikel ini dibaca mayarakat blogsphere lainnya. Terimakasih atas partisipasi dalam program pencerahan masyarakat blogsphere

Posting Komentar

© 2008 Design: gusTALKS © Support:major seo and socialsbookmark
+Talking about journey,inspiring and blogging+