gusTALKS |Journey, Review, Blogging and Information Technologie

KONFLIK, TOLERANSI & PERDAMAIAN

Konflik, toleransi dan perdamaian merupakan tiga kata yang saling berkaitan. Perdamaian sulit tercipta jika ditengah-tengah masyarakat masih terjadi konflik dan tidak memiliki sikap toleran. Begitu pula konflik bisa diredam jika masyarakat mampu mengembangkan budaya toleran dan damai. Faktor-faktor konflik antara lain faktor ekonomi, politik, maupun budaya. Konflik akan semakin tajam ketika sentimen agama mewarnainya. Pertikaian antar kelompok masyarakat ini pada gilirannya menjadi ancaman bagi keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia. Saat ini rakyat Indonesia memiliki kebebasan berbicara mengenai apapun, media massa bebas mengkritik siapapun termasuk petinggi negara. Dalam kondisi semacam ini kita berharap agar umat Islam tidak terjerembab dalam fitnah sehingga menimbulkan keonaran. Islam sendiri bukanlah agama yang membiarkan terjadinya fitnah dan kekerasan. Islam tak lain adalah agama yang menyelamatkan, cinta damai, ramah dan santun. Islam berkembang dengan penanaman kesadaran dan kerukunan, tidak dengan paksaan dan kekerasan. Keberimanan seseorang atau suatu kelompok adalah hidayah dari Allah.


Allah Swt berfirman, ”Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?” (QS. Yunus 10 : 99).

Wajah Islam di tanah air dalam beberapa tahun terakhir ini telah dicoreng sekelompok umat yang picik pandangannya. Mereka adalah segelintir kelompok yang mengedepankan kekerasan dalam meyelesaikan setiap persoalan. Mereka inilah kelompok radikal, dan kelompok inilah yang telah mencoreng wajah santun umat Islam Indonesia. Padahal Rosulullah Saw telah meneladankan kepada kita dalam bermasyarakat dan bernegara, sikap toleransi dan saling menghargai antara umat Islam dengan umat lainnya. Masyarakat Madinah pada zaman Nabi Muhammad adalah contoh sejarah yang ideal mengenai kerukunan umat beragama. Masyarakat Madinah saling menghargai dengan umat lain tanpa kebencian dan bersama-sama mempertahankan negeri dari musuh bersama. Kemajemukan adalah tantangan terbesar bagi agama-agama dalam era modern dan globlalisasi, termasuk umat Islam di Indonesia.
Pandangan agama akan ”kebenaran” agamanya adalah hal yang semestinya. Sebab setiap pemeluk agama membutuhkan kepastian kebenaran yang ditawarkan agamanya. Namun tidak bisa menghargai agama lain adalah fanatisme yang tidak tepat. Pertentangan antar umat beragama yang membawa perpecahan dan kekerasan, adalah kenyataan yang memprihatinkan. Permusuhan dan balas dendam menunjukkan bahwa masyarakat kita masih mudah dipecah belah, dan karena itu belum pantas disebut kembali sebagai bangsa agamis. Kita semua harus menunjukkan keterbukaan pandangan dan keinginan untuk belajar, serta lebih memperhatikan masalah-masalah stategis, seperti : lapangan kerja, kemiskinan, dan rendahnya sumber daya manusia. Tidak sepatutnya kita menunjukkan kesombongan religius, intoleransi dan radikalisme. Kita justru harus bersatu menyelesaikan problem bangsa dan itu harus dimulai dari kita sendiri. Setiap diri harus meningkatkan imannya sendiri, keluarga dan masyarakat. Mari kita wujudkan sosok Muslim Indonesia yang santun dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dan jangan hanya berfikir singkat, hitam dan putih, serta emosional. Kita belum dewasa dalam berbangsa, bernegara dan berpolitik kalau perselisihan masih diakhiri dengan bentrok fisik, melayangnya nyawa dan rusaknya fasilitas umum.
Bagaimana menurut anda ?

Baca Juga Tulisan Terkait:


20 komentar:

Hellen Werinusa mengatakan...

Semoga umat Tuhan di muka bumi ini lebih cinta perdamaian.
Mari kita doakan mereka yang bertikai.

Salam

Anonim mengatakan...

negara ini akan damai jika negara secara satria mengakui kesalahan-kesalahannya, bila tidak maka berarti negara itu masih meneruskan kesalahan-kesalahan dan kejahatan yang masih dilakukannya hingga saat ini....
nggak usah jauh-jauh sampe akhirat....

Anonim mengatakan...

terima kasih mas YY utk berbagi sebuah pencerahan yg luar biasa. Sy berdoa semoga harapan dan doa yang terkandung dalam tulisan Mas YY ini segera terwujud...AMIN...

Sy juga berdoa agar setiap orang di negara ini maupun seluruh dunia bisa memiliki damai di hati dan damai dalam perilakunya.

Meskipun Yang Kuasa sudah berfirman dalam QS. Yunus seperti yg sampeyan kutip di atas, namun kewajiban kitalah mendoakan sesama kita utk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri...mudah2an damai akan terwujud seutuhnya...bukan sekedar retorika dan lips service saja dari pemimpin dan pemuka agama, karena kedamaian dimulai dari pribadi-pribadi, bukan dari seruan-seruan, ...semoga.

Anonim mengatakan...

Aku se7 dg apa yg maz tulis. sudah seyogyanya kita saling hormat-menghormati antar umat beragama dan jangan saling mengusik, karena agama adalah faktor sensitif yg bs saja berkecamuk jika terusik.

Oya! trims doanya, smg sikecil jg cepat pulih kembali. aamiin...

Anonim mengatakan...

YUp..setuju mas..pada dasarnya semua agama itu mengajarkan kebaikan...kalau saja kita semua bisa dewasa untuk saling menghormati dan menghargai agama masing2..tentu akan tentram bumi kita..

Anonim mengatakan...

tiap nonton berita pasti ada aj bentrok antar masy krn hal sepele tersinggung..rasanya ga rasional bangsa kt yg beragama dan berbudaya suka berkelahi...oiy mas kenalkan blog zie yg ke-2 ttg info KB alami

Anonim mengatakan...

make peace not war.....toleransi dan damai itu indah!

DavidMIqbal mengatakan...

perdamaian itu bagus sekali....itulah keinginan saya....sapa yg nggak bilang gak bagus hayo!!! saya pukul nanti....he...he...he...

Anonim mengatakan...

toleransi dan perdamaian, 2 kata yang harus diterapin, ok..

^^

Miss G mengatakan...

Menurut pandangan saya niy...

Konflik ada ketika terjadi gesekan akibat perbedaan nilai, pandangan atau kepentingan, dan konflik pasti terjadi dalam segala hal yang kita jalani dikehidupan ini sebab beragamnya pandangan dan berbedanya kepentingan2.

Hanya saja pecahnya sebuah konflik menjadi tindak kekerasan yang merobek perdamaian akibat tidak adanya lagi toleransi, itu yang nampaknya harus dicegah. Sebab selama kita masih saling menghormati dan mencari jalan keluar yang terbaik dari sebuah konflik yang terjadi serta menghindari jalan kekerasan atau penganiayaan terhadap pihak lain atau golongan tertentu, maka konflik justru bisa menjadi salah satu pintu untuk menemukan solusi terhadap suatu permasalahan.

Namun ketika konflik yang terpicu dijadikan alasan untuk melakukan tindak kekerasan dan menjepit atau bahkan menghabisi kelompok lain, maka tidak dapat lagi dicegah terjadinya peperangan.

Saya tidak takut dengan konflik, yang agak saya agak was-wasi adalah bagaimana seseorang atau sebuah kelompok meresponi sebuah konflik. Saya sendiri was-was dengan cara saya menangani konflik bila hal itu terjadi. Bisakah saya tetap jernih memandang persoalan? Bisakah saya memisahkan emosi dan akal sehat? mampukah saya melihat kepentingan pihak lain selain kepentingan saya sendiri? Hmm.. Konflik mmg perlu ada, utk mengasah EQ kita. Semakin tinggi EQ seseorang semakin 'cerdas' ia menghadapi konflik dan menemukan solusinya.

Tapi, dunia mmg tidak sempurna kan? Walaupun salah satu pihak mau berdamai tapi pihak lain tidak, maka tak ada titik temunya, dan konflik yg menghasilkan kekerasan akhirnya harus terjadi juga. Hmm.. Semoga tidak di Indonesia.

namaku wendy mengatakan...

lika liku kehidupan, banyak sandungan-sandungannya, kerikil2 berhamburan di tiap sudut tapi aku cinta damai, sangad!!! hehehe

www.katobengke.com mengatakan...

adakah didunia ini yang damai.......
kalau boleh aq nanya........
dan kamu bisa menjawabnya........

mengapa didunia setiap negara berlomba2 membuat senjata.............untuk apa......bukankah semua negara hampir merdeka semuanya termasuk negara kita...kalau dah merdeka mengapa harus berlomba2 menciptakan alat2 tersebut dan sebagainya..............

SunDhe mengatakan...

smoga... yang namanya damai.. mampu terkecap oleh mereka2 yang bertikai

Anonim mengatakan...

semoga perdamain selalu tercipta di muka bumi...

Anonim mengatakan...

Sebetulnya tanpa menjelek-jeleknya aliran lain, yang terpenting dari itu semua adalah menerima perbedaan pendapat sebagai bagian dari anuhgrah, karena pengklaiman dirinya yang terbenar dan menyudutkan pandangan orang lain inilah yang seringkali menjadi permasalahan sehingga seringkali menimbulkan perseteruan.

Perbedaan, kita terima sajalah, jika ajaran berbeda selama masih punya dasar hukum ya biarlah..kenapa kita musti memaksa ya..nice post mas..salam kenal

MINDSLAYER mengatakan...

semoga manusia indonesia tidak cuma mikir perut sendir.. atau lebuh tepatnya kita jangan mikir diri sendiri kan otomatis akan damai dengan sendirinya...

tq boleh comment

Anonim mengatakan...

Hanya kedamaian yang berhasil membuat manusia berhenti mengungsi dari satu keinginan ke keinginan yang lain ...

Luangkan waktu 0,5 menit dengan meng-KLIK DIGG!yang terletak dibawah judul posting. Agar artikel ini dibaca mayarakat blogsphere lainnya. Terimakasih atas partisipasi dalam program pencerahan masyarakat blogsphere

Posting Komentar

© 2008 Design: gusTALKS © Support:major seo and socialsbookmark
+Talking about journey,inspiring and blogging+