gusTALKS |Journey, Review, Blogging and Information Technologie

MAWAS DIRI

Kalau kita mengajak untuk saling baik,
Saling benar, saling enak satu sama lain
Itu bukannya kok kita mau jadi penegak,
Bukan juga menjadi malaikat,
Tapi juga bukan berarti kita lantas memilih menjadi setan.
Kita tdk bisa sesuci malaikat, sebenar malaikat, sebaik Malaikat,
Tp jg kita tidak punya cita2 untuk selaknat setan,
Sedurhaka setan dan segelap setan,
Malaikat itu makhluk statis
Meskipun dia diletakkan atau hadir ditempat pelacuran,
Tempat perjudian, tempat minum2, dia tetap baik yang dilakukan,
Setan juga makhluk statis
Meskipun dia hadir di masjid, kumpul digereja tetap saja jelek yang dia lakukan,

Sementara kita ditengah2nya kita memiliki pilihan,
Kita memiliki dua kemungkinan untuk kita pilih
Menuju kebaikan atau menuju kebrengsekan,
Maka ditengah2 pertengkaran yang terus menerus
Antara golongan A dengan golongan B,
Ditengah benturan yang tidak selesai2
Antara kelompok satu dengan kelompok yang lain,
Ditengah perang frontal atau perang dingin
Dalam batin antara aliran satu dengan aliran yg lain,
Ditengah ketidak relaan, ketidak ridhoan, ketidak ikhlasan
Antara satu dengan manusia yang lain,
InsyaAllah saya yakin seyakin-yakinnya
Bahwa kita akan memilih untuk
Menggerakkan diri kita semua ini bersama2
Sebagai suatu bangsa menuju sesuatu yang lebih baik
Menuju kerendah hatian satu sama lain
Menuju sikap untuk mau mengalah satu sama lain,
Untuk menomersatukan yang terbaik bagi kita bersama2
Bukan yang terbaik bagi A buruk bagi B,
Bukan yang terbenar bagi C buruk bagi D dan lain sebagainya.
Saya yakin kita akan memilih yang terbaik, happy end, khusnul khotimah
Kecuali kita berpihak kepada kebodohan
Kita berpihak kepada kekerdilan
Kita berpihak kepada kesempitan dan malapeta,
Ya satu2nya jalan saya kira mawas diri
Mau membikin diri kita ini pas, kalo lebih kita bikin pas
Kalo kurang kita bikin pas
Bahasa Indonesianya mawas diri, taubah, tobat.

”Setiap Kejadian Adalah Netral-Respon Kita Yang Menjadikannya Suatu Makna


Baca Juga Tulisan Terkait:


16 komentar:

Miss G mengatakan...

Mantap banget entri ini.

Seringkali ketika sudah masuk dalam sebuah putaran lingkaran maka tidak dapat tidak tersedot juga ke arah tertentu. Hmm.. memang harus terus menerus memanjangkan leher sehingga kepala bisa ada di atas air dan tidak kelelep dalam sesuatu, dan untuk melakukan hal itu diperlukan kewaspadaan yang tinggi.

Benar mas, harus sangat mawas diri.

namaku wendy mengatakan...

sik sik sik aku agak mumet bacanya hehe berat ini utek'e ra tekan:p
mawas diri = mengawasi diri dari pengaruh hal-hal yg berdampak negatif yak "clingakclinguk kanan kiri-amaaan" hehe

Kristina Dian Safitry mengatakan...

setuju mas Yo..pilih ngalah wae dari pada milih jadi setan dengan berkedok "pemersatu". santapan rohani yang harus dilahap seperti melahap nasi pecel kiriman mas yoyo,he..he....

ehm..pilihan menjadi seorang "pemersatu" diantara carut marutnya komplikasi politisi(ceileeeh,hi..hi..), berarti bijaksana menurutnya tapi tak bijaksana dimata orang lain tho...terlebih jika sipemersatu ini tak faham jelas bagaimana carut marut itu isa terjadi.dan wajar jika pada akhirnya distorsi mengarah telak kepada si pemersatu dengan sebutan: adu domba. maka tak bisa lagi dikatakan sebagai"pemersatu".bukankah fungsionalnya mati total?

namun yg pasti, txs banget "pesan singkat"nya ini..*minta traktir pecel mas...*

SunDhe mengatakan...

kwakakaak....
mawas diri??
tak kirain mawas yang manjat2 poon^^

tp, swear^^, ne artikel keyen abis^_^
wat daku jaga2 diri sendiri, hehe.. lebih teliti gitu loh^_^

Anonim mengatakan...

”Setiap Kejadian Adalah Netral-Respon Kita Yang Menjadikannya Suatu Makna”

betul tuh..jadi inget buku The Secret dan Law Of Attraction..

Anonim mengatakan...

”Setiap Kejadian Adalah Netral-Respon Kita Yang Menjadikannya Suatu Makna”

jadi inget grup band netral heheheh

Anonim mengatakan...

Hi Friend.. Interesting post.. Nice blog.. Keep up the good work.. Do find time to visit my blog and post your comments.. Take care.. Cheers mate!!!

Anonim mengatakan...

Yuppp Yup.... nice post and menyentuh koq.
tapi sek, aku koq rada ngelu moco artikel'e. Wakakaka...
keep post untuk yang lain lainya..

Unknown mengatakan...

benar skali yg maz utarakan di atas, udah spantesnya kt slaku mahluk yg berdiri pada dua persimpangan (baik atau buruk)slalu mawas diri.

good posting

Kabasaran Soultan mengatakan...

Mantap banget, mencerahkan , mengingatkan.
Thanks 4 sharing bagus ini.

Anonim mengatakan...

kita dicipta dengan derajat lebih tinggi dari pada malekat bahkan iblis sekalipun... so, utk apa ribed berusaha menyamai mereka... tokh mereka ttp berada satu level di bawah kita :)

tulisannya mantap kang :)

itu headernya kek tau daerah mana,,, permata hijau 2 ya kang???

Anonim mengatakan...

”Setiap Kejadian Adalah Netral-Respon Kita Yang Menjadikannya Suatu Makna”
betul sekali mas Yo... makanya kalo orangtua suka bilang mesti "eling" sebelum bertindak
terimakasih dengan pencerahannya

Anonim mengatakan...

walaupun masih jauh dari sifat dan karakter malaikat, semoga aku selalu ingat dan diingatkan utk selalu berbuat baik.. semoga..

Anonim mengatakan...

Setuju saya mas, semuanya memang harus dibuat pas, jangan lebih jangan kurang. jangan mau kaya atau berlebihan, kita jadi orang yang cukup aja ...kalo orang kaya belum tentu cukup, tapi kalo orang yang cukup pasti kaya, kaya hatinya, sehingga hari2 kita menjadi tenang dan cerah.

Tatkala keseharian kita tenang dan biasa, maka semua hari adalah hari pencerahan.

Anonim mengatakan...

manusia juga netral kok. dunia yang memaksanya menganut nilai-nilai.

Luangkan waktu 0,5 menit dengan meng-KLIK DIGG!yang terletak dibawah judul posting. Agar artikel ini dibaca mayarakat blogsphere lainnya. Terimakasih atas partisipasi dalam program pencerahan masyarakat blogsphere

Posting Komentar

© 2008 Design: gusTALKS © Support:major seo and socialsbookmark
+Talking about journey,inspiring and blogging+